5 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Never Have I Ever, Sekarang

Posting Komentar

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Never Have I Ever, Sekarang! – Jujur saja, semenjak langganan Netflix, ada banyak banget film, serial dan dokumenter bagus yang jadi favorit dan masuk daftar tontonan.

Tanggal 27 kemarin tiba-tiba dapat notifikasi satu serial orisinil Netflix yang baru dan langsung penasaran buat nonton. Setelah berkontemplasi beberapa saat akhirnya terpikir untuk bikin artikel yang isinya alasan kenapa kamu harus nonton Never Have I Ever sekarang biar pada ketularan.

Setelah menamatkan maraton musim pertama dengan total 10 episodenya, saya pun jadi tidak sabar untuk buru-buru mereview secara keseluruhan.

Tapi kali ini, saya ingin lebih memberi semacam alasan kenapa kamu harus nonton Never Have I Ever sekarang. Jadi kenapa sih kamu harus nonton serial yang terinspirasi dari kisah masa kecilnya Mindy Kaling sang produser ini? Simak selengkapnya!

Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Never Have I Ever

Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Never Have I Ever, Sekarang
kiss.ie

1. Cerita Remaja Dengan Bumbu yang Pas dan Bikin Gemas

Never Have I Ever adalah serial yang mengisahkan tokoh protagonis kita yang bernama Devi Vishwakumar (Maitreyi Ramakrishnan) yang mengalami trauma pasca kematian sang ayah karena serangan jantung.

Trauma Devi tersebut bahkan membuat Devi sempat lumpuh 3 bulan dan pasrah bergerak dengan kursi roda. Namun sebuah keajaiban datang saat Devi ‘naksir’ dengan salah satu teman sekolahnya yang bernama Paxton Hall-Yoshida (Darren Barnet).

Rasa naksir Devi itu justru seakan ‘mendorong’ dirinya untuk sembuh dari kelumpuhan dan ajaib, Devi pulih dan kembali bisa berjalan. Pada tahun ajaran baru sekolahnya, Devi pun ingin memperbaiki citra diri dengan sebuah rencana besar yang langsung disampaikan pada kedua karibnya.

Eleanor (Ramona Young) dan Fabiola (Lee Rodriguez) pun antusias mendengarkan rencana baru sahabatnya yang kini pulih untuk bisa mendapatkan seorang kekasih.

Seperti yang kita tahu, cerita remaja selalu bikin gemas. Tapi Never Have I Ever bukan saja membuat gemas. Tapi karena dibumbui dengan pas, maka membuat saya selaku penonton di episode pertama pun jadi semakin penasaran untuk tahu petualangan Devi selanjutnya.

Di episode pertama kita sudah diperkenalkan dengan karakter Nalini (Poorna Jagannathan) Ibunya Devi, dan Kamala (Richa Moorjani), sepupu Devi yang sedang melanjutkan studi dan menumpang di rumah mereka.

Cuma itu saja? Tentu saja tidak. Simak alasan berikutnya kenapa kamu harus nonton Never Have I Ever sekarang.

2. Karakter Kuat Para Tokohnya, Di Tengah Ketidaksempurnaan Mereka

Masih bahas alasan kenapa kamu harus nonton Never Have I Ever sekarang. Masalahnya, tokoh utama dalam serial ini bukanlah seorang yang sempurna. Meskipun berprestasi, tapi karakter Devi bisa dibilang banyak kekurangannya.

Meski dia protagonis, tapi karakter Devi itu menyebalkan, merasa dialah pusat alam semesta, pemberontak dan temperamental. Masalahnya meski begitu, Devi bisa sekaligus mencuri hati dengan kerapuhannya saat dia ditinggalkan oleh satu-satunya keluarga yang dianggap paling peduli.

Kita jadi bisa serta merta relate dengan gadis remaja yang tengah kehilangan ‘cinta pertamanya’ ini. Meski Devi menjengkelkan setengah mati. Apa ini hanya serial yang menceritakan Devi seorang? Tentu saja tidak.

Sepeninggal ayahnya, Devi tinggal bersama Ibunya dan sepupunya yang lovable sekali bernama Kamala. Ibunya lumayan disiplin sekali sama Devi. Terutama semenjak suaminya, Mohan, meninggal, dia harus mengurus Devi dan semuanya sendiri.

Terus kita juga diperkenalkan dengan dua sahabat Devi, Eleanor Wong dan Fabiola Torres yang juga sama-sama pintar dan berbakat di bidang mereka. Kedua orang ini juga bukan tanpa masalah.

Eleanor adalah sosok yang selalu rindu akan kehadiran Ibu sementara Fabiola masih bingung dengan orientasi seksualnya. Tapi bukan cuma mereka. Devi juga punya musuh bebuyutan dari kecil bernama Ben Gross yang sekelas sama dia.

Ben ini anak orang kaya tajir mampus, tapi juga pintar dan selalu bersaing sama Devi di bidang akademiknya. Guru dan kepsek mereka saja kewalahan kalau kedua bintang kelas ini adu argumen sampai berbuntut berantem.

3. Episode Never Have I Ever Singkat tapi Padat

Satu episodenya serial Never Have I Ever hanya berdurasi kurang dari tiga puluh menit. Itu berarti kamu bisa menuntaskan serial ini lebih kurang lima jam saja. Dalam durasi yang singkat itu, kita tetap bisa mengikuti alur dan menikmati setiap perjalanan karakternya.

Plot sederhana, ringan dan mudah dicerna menjadi daya tariknya. Saya pribadi paling suka ketika Kamala nongol. Entah kenapa vibenya asyik untuk disimak.

4. Menampilkan Budaya Kental dan Bisa Diterima Secara Universal

Ketika saya menyebutkan kalau serial ini terinspirasi dari kisah masa kecilnya Mindy Kaling, tentu kamu sudah bisa menebak mengenai kultur India dan Hindu yang sangat kental.

Siapa sangka, kultur tersebut justru bisa diterima secara universal. Ketika anak keturunan India, Hindu, dimana ibu-bapaknya masih menjaga akar budaya negara mereka, Devi justru sangat ‘Amerika’.

Di sekolah mereka bernama SMA Sherman Oaks, Devi tidak tampak berbeda dengan yang lain, meskipun dia bukanlah seorang Amerika. Meski warna kulit, aksen, atau karakter yang berbeda, cerita ini tetap bisa dinikmati siapa saja.

Kita pun jadi semakin tahu bahwa tokoh utama kita ini sangat kesepian dan merindukan sosok cinta pertamanya yang sudah tiada. Itulah kenapa Devi seakan terobsesi dengan cowok paling hot di SMA bernama Paxton Hall-Yoshida.

Tapi Never Have I Ever bukan hanya milik Devi. Kamala, sosok sepupunya yang seolah tanpa cela juga perlu kita simak ceritanya. Sebagai gadis India yang baik, Kamala berusaha patuh pada tradisi keluarga yang hendak menjodohkannya dengan orang asing.

Kita bahkan bisa mengenal sedikit mengenai adat dan budaya ketimuran kolot yang tentu sarat akan konflik hanya dari percakapan Devi dan Kamala saat menonton serial Netflix.

Percakapan mengenai memegang tradisi dan adat mereka yang masih menganggap bahwa anak perempuan harus menikah dengan pilihan keluarganya jika ingin bahagia.

5. Never Have I Ever Adalah ‘Kita’

Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Never Have I Ever, Sekarang!
media-amazon.com

Apa yang digambarkan dalam cerita seorang Devi Vishwakumar sebenarnya pasti dialami oleh kita semua di masa remaja.

Saat merasakan jatuh cinta yang pertama, kehilangan, pencarian eksistensi dan jati diri, emosi yang labil, dan menganggap bahwa tindakan yang kita perbuat adalah yang paling benar. Dalam blog ini, saya akan coba bahas lebih banyak. Next artikel, yah.

Serial ini seakan menyodorkan pada kita secara matang mengenai realita yang ada. Kita diperlihatkan pergulatan antara Devi dan Nalini yang seolah saling melawan padahal mereka sama-sama sedang berjuang melawan rasa sedih dan kehilangan.

Karakter lain seperti Paxton, musuh bebuyutan Devi bernama Ben, dan dua sahabat karib Devi juga harus berhadapan dengan konflik mereka masing-masing. Siapa sangka cowok seganteng, sepopuler dan se-hot Paxton punya insecurity?

Ben yang anak orang kaya mampus itu ternyata hanya remaja kesepian yang lagi cari perhatian. Eleanor dan Fabiola adalah hati yang bimbang dengan apa yang harus mereka putuskan.

Emosi magis yang ditampilkan dalam serial ini seakan menyeret penonton untuk ikut merasakan dengan jelas apa saja yang tokoh-tokohnya sedang rasakan.

Sehingga kita jadi ikut merasa terluka, bingung, sedih, ikut berdebar, kosong bahkan kangen di satu jalur yang sama. Serial ini memperlihatkan dengan apik dan meneliti secara mendalam betapa rumitnya saat kita hanya seorang remaja.

Jadi ini cerita tentang Devi?

Tidak.

Ini cerita yang mewakili kita semua. (hl)


Halluna Lina
Hi, aku Halluna Lina. Sehari-hari aku jadi penulis purnawaktu, baik untuk nonfiksi seperti artikel di blog, dan fiksi seperti novel. Di blog ini aku bakal berbagi beberapa tulisan menarik, sampai kesukaanku pada film, masak dan makanan. Kamu bisa menemuiku di Instagram @hallunalina dan Twitter @_Hlluna.

Related Posts

Posting Komentar